Bismillahirrahmanirrahim.
Apa hubungannya membeli (tindakan) dan Linux (sistem operasi dan ekosistem sosial)? Bagi sebagian orang, tidak ada bahkan tidak boleh ada hubungan. Namun bagi orang seperti saya, ada bahkan erat hubungannya. Tulisan ini akan menjelaskan pikiran saya mengapa penting memiliki paradigma membeli ketika menggunakan Linux atau berada dalam ekosistem Linux. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Kehilangan
Pernahkah Anda kehilangan? Misalnya, ketika situs seperti apt-web.dahsy.at hilang, apakah Anda merasa kehilangan? Saya merasa. Contoh lain seperti hilangnya proyek PANDU, kasus Medibuntu, kasus CHMSee, dan hilangnya beberapa situs yang dulunya konsisten mengajarkan Linux. Apakah Anda merasa kehilangan? Ya, tentu ya, seharusnya.
Sebabnya
Sebab utama hilangnya layanan-layanan yang berasal dari ekosistem Linux, adalah uang. Yang paling masuk akal adalah masalah dana yang terbatas. Sang penyedia layanan terus menerus melayani komunitas sementara minim dana masuk untuk mempertahankan layanan tersebut. Hal ini boleh jadi disebabkan adanya stigma "jangan bayar untuk open source". Jika stigma ini terus ada, akan sulit bagi orang yang punya kemampuan untuk memberikan layanan. Dan di satu tempat di satu waktu, akan terus ada orang yang mengomel kenapa situs anu hilang, kenapa apt tidak konek ke repo anu, kenapa saya nggak bisa lagi download, dan semacamnya. Padahal pengomel itu bisa jadi salah satu penganut stigma yang tadi.
Rembug
Kita rembug sama-sama. Kita realistis di sini. Memang open source kita peroleh gratis. Tetapi kita juga harus realistis. Dari mana orang-orang yang membantu kita mendapatkan uang? Kalaupun dari donasi, sampai kapan mereka bertahan? Memiliki paradigma membeli seperlunya akan sangat membantu mereka. Minimal dalam skala satu per satunya kita. Paradigma ini akan membentuk jalinan saling bantu membantu yang realistis di dalam ekosistem Linux.
Contoh
Sulit memahamkan hal semacam ini tanpa memberikan contoh. Karena itu, berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan.
Kalaupun
Kalaupun kemungkinan terburuk kita tidak bisa memberikan dana, kita tetap bisa membantu. Misalnya dengan mengirim email terima kasih. Baca ebook, cari nama penulis, cari alamat emailnya, kirim surat. Sudah berapa banyak ebook yang kita baca? Sudah berapa terima kasih yang kita kirim? Di situ, niat Anda sangat berarti bagi keberlanjutan ekosistem Linux.
Kutipan
Saya sengaja mengutip dua perkataan dari Pak Andi Micro (pimpinan komunitas ClearOS Indonesia) mengenai topik saya. Saya kutip secara makna demikian.
Apa hubungannya membeli (tindakan) dan Linux (sistem operasi dan ekosistem sosial)? Bagi sebagian orang, tidak ada bahkan tidak boleh ada hubungan. Namun bagi orang seperti saya, ada bahkan erat hubungannya. Tulisan ini akan menjelaskan pikiran saya mengapa penting memiliki paradigma membeli ketika menggunakan Linux atau berada dalam ekosistem Linux. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Kehilangan
Pernahkah Anda kehilangan? Misalnya, ketika situs seperti apt-web.dahsy.at hilang, apakah Anda merasa kehilangan? Saya merasa. Contoh lain seperti hilangnya proyek PANDU, kasus Medibuntu, kasus CHMSee, dan hilangnya beberapa situs yang dulunya konsisten mengajarkan Linux. Apakah Anda merasa kehilangan? Ya, tentu ya, seharusnya.
Sebabnya
Sebab utama hilangnya layanan-layanan yang berasal dari ekosistem Linux, adalah uang. Yang paling masuk akal adalah masalah dana yang terbatas. Sang penyedia layanan terus menerus melayani komunitas sementara minim dana masuk untuk mempertahankan layanan tersebut. Hal ini boleh jadi disebabkan adanya stigma "jangan bayar untuk open source". Jika stigma ini terus ada, akan sulit bagi orang yang punya kemampuan untuk memberikan layanan. Dan di satu tempat di satu waktu, akan terus ada orang yang mengomel kenapa situs anu hilang, kenapa apt tidak konek ke repo anu, kenapa saya nggak bisa lagi download, dan semacamnya. Padahal pengomel itu bisa jadi salah satu penganut stigma yang tadi.
Rembug
Kita rembug sama-sama. Kita realistis di sini. Memang open source kita peroleh gratis. Tetapi kita juga harus realistis. Dari mana orang-orang yang membantu kita mendapatkan uang? Kalaupun dari donasi, sampai kapan mereka bertahan? Memiliki paradigma membeli seperlunya akan sangat membantu mereka. Minimal dalam skala satu per satunya kita. Paradigma ini akan membentuk jalinan saling bantu membantu yang realistis di dalam ekosistem Linux.
Contoh
Sulit memahamkan hal semacam ini tanpa memberikan contoh. Karena itu, berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan.
- Membeli vocer untuk internet. Tidak langsung ke arah ekosistem Linux, tetapi ini akan melatih. Tidak juga perlu banyak, yang penting seperlunya saja. Saya pribadi tidak selamanya memulung. Kadang saya beli vocer juga.
- Melanggan ISP. Saya juga melanggan salah satu ISP Indonesia untuk internet saya. Tidak langsung ke arah ekosistem Linux. Tetapi tanpa ini, saya tidak bisa membantu masyarakat Linux.
- Membeli paket DVD repo. Dengan kita membeli suatu DVD repo, usaha penjualnya mengunduh menjadi terhargai dan tidak sia-sia. Saya pun pernah membeli paket DVD repo untuk Ubuntu versi lawas dan dipakai bersama-sama teman.
- Mempromosikan layanan. Saya juga ikut mempromosikan salah satu web hosting berbasis Linux dari seorang pengguna Linux senior di Indonesia. Tidak memberikan uang secara langsung tetapi akan memberikan traffic.
- Mengomentari tulisan. Saya ikut memberikan komentar bagi tulisan-tulisan yang saya nilai bagus dan layak diteruskan. Bagi pemilik blog, adanya komentar bisa menambah semangat menulis. Saya melakukannya.
- Dan lain-lain. Kesempatan terbuka luas bagi kita semisal donasi atau lainnya.
Kalaupun
Kalaupun kemungkinan terburuk kita tidak bisa memberikan dana, kita tetap bisa membantu. Misalnya dengan mengirim email terima kasih. Baca ebook, cari nama penulis, cari alamat emailnya, kirim surat. Sudah berapa banyak ebook yang kita baca? Sudah berapa terima kasih yang kita kirim? Di situ, niat Anda sangat berarti bagi keberlanjutan ekosistem Linux.
Kutipan
Saya sengaja mengutip dua perkataan dari Pak Andi Micro (pimpinan komunitas ClearOS Indonesia) mengenai topik saya. Saya kutip secara makna demikian.
- Ketika muncul Windows versi baru, orang berpikirnya beli hardware baru, VGA baru, bahkan laptop baru. Ketika muncul Linux versi baru, orang berpikirnya bisa diinstal di komputer rusak apa nggak, bisa dipasang di komputer lawas nggak, bisa dijalankan di hardware prihatin nggak.
- Ketika Anda menggunakan Adobe Photoshop, CorelDRAW, Autodesk AutoCAD di Windows, lalu Anda ingin beralih ke Linux dan mengomel kenapa GIMP, Inkscape, dan FreeCAD jelek, ditanyakan kepada Anda: "jika Adobe Photoshop, CorelDRAW, dan Autodesk AutoCAD ada di Linux, maukah Anda membayar lisensinya?".